Home

TAFSIR JALALAIN 1 Jumadil Akhir 1437 H/ 20 Maret 2016

Rangkuman pengajian Ahad pagi Majlis Taklim Tafsir Jalalain Tempat : musholla Al-Muhajirin, Puri Harmoni 1 Tgl          : 11 jumadil ak...

Senin, 05 Desember 2016

KAJIAN TAFSIR JALALAIN

4 Robiul Awwal 1338 H/4 Desember 2016
Acara kajian Tafsir Jalalain pada hari Ahad tanggal 4 Robiul Awwal 1338H/4Desember 2016 diisi dengan acara Peringatan Hari Besar Islam Maulid Nabi Muhammad SAW.Penceramah  Dr Othman Omar Syihab Lc.
Dr Othman Omar Syihab Lc
Berikut Petikannya.
Dirangkum oleh :Ustdz  Hilma sholih

Assalaamu'Alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuhu.
Lisan  umat islam, lebih dari 50 kali menyebut nama Nabi Muhammad SAW dalam sehari. Oleh karena itu, selayaknya kita mengenal siapa Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya menyebut-nyebutnya dengan lisan, tetapi betul-betul meresapinya dengan hati bahwa yang selalu disebut-sebut namanya itu adalah seorang manusia agung, rasul utusan Allah SWT.

Di dalam Al-Quran surat Al-Sharh allah SWT meninggikan derajat nama nabi Muhammad SAW.
            (وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ)
   Artinya :   
    "Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,"

Derajat Nabi Muhammad SAW sangat tinggi. Beliau sama seperti kita berasal dari golongan manusia, tetapi beliau adalah manusia pilihan yang diberi Allah SWT wahyu kepadanya.
Allah SWT berfirman di dalam surat Al-Kahfi ayat 110,

  (قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا)
Artinya:
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Tidaklah Allah SWT mengutus nabi Muhammd SAW melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Allah SAW berfirman di dalam Al-Quran surat Al-Anbiya ayat 107  :

       (وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ)
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Mafhum mukholafahnya, seandainya saja Nabi Muhammad SAW tidak diutus, maka tidak akan ada rahmat di muka bumi.

Di dalam Al-Quran surat Attaubah 168 Allah SWT berfirman,

          (لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ)

Artinya:
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Ibnu Abbas menafsirkan kalimat "min anfusikum" dengan kalimat "min anfasakum" (sin nya difathahan) artinya golongan manusia dari bibit unggul.

Ketinggian derajat nabi Muhmmad SAW, bisa dlihat dari 3 hal :

Nasab beliau merupakan nasab pilihan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki keutamaan nasab. Beliau merupakan keturunan orang-orang pilihan di setiap generasinya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ان الله اصطفى من ولد ابراهيم اسماعيل . واصطفى من ولد اسماعيل بنى كنانة . واصطفى من بنى كنانة قريشا . واصطفى من قريش بنى هاشم . واصطفانى من بنى هاشم     

“Sesungguhnya Allah memilih Ismail dari anak-anak keturunan Ibrahim. Dan memilih Kinanah dari anak-anak keturunan Ismail. Lalu Allah memilih Quraisy dari anak-anak keturunan Kinanah. Kemudian memilih Hasyim dari anak-anak keturunan Quraisy. Dan memilihku dari anak keturunan Hasyim.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah).

Sebagai umat Nabi Muhammad kita pun selayaknya mengenal nasab beliau. Berikut ini nasab lengkap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Nasab Nabi Muhammad

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan (Ibnu Hisyam: Sirah an-Nabawiyah, 1:1) kemudian para sejarawan menyebutkan ada empat nama di atasnya hingga sampai ke
Nabi Ismail bin Ibrahim.





 Paras wajah beliau
Tidak ada seorang pun yang  memandang wajah beliau merasa tidak nyaman. Seseorang yang memandang wajah Rasul, akan timbul rasa cinta kepadanya. Pandangannya hanya puas ketika dia menundukan wajahnya.
Bulan yang begitu indah, jauh lebih indah paras wajah Rasulullah SAW. Bulan pun merasa cemburu dengan paras Rasulullah SAW.

Nabi memiliki ahlak yang mulia dan diutus untuk menyempurnakan ahlaq yang baik.
                                                                                                   
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus untuk mengajak manusia agar beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.      


“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Bukhori)

Kemuliaan ahlak Rasulullah SAW, tercermin dalam sebuah kisah tentang sesorang yang dicium tangannya oleh Rasulullah SAW.

Suatu hari, Rasulullah baru tiba di Madinah dari peperangan Tabuk, melawan bangsa Romawi bersama para sahabatnya. Hampir seluruh sahabat mengikuti peperangan itu, kecuali mereka yang berhalangan seperti faktor usia dan sebagainya.

Ketika mendekati kota Madinah, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu di salah satu sudut jalan. Ketika itu Rasulullah melihat tangan tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Rasulullah kemudian bertanya, “ Kenapa tanganmu kasar sekali?"

Si tukang batu menjawab, " Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar."

Mendengar jawaban itu Rasulullah segera menggenggam tangan si tukang batu. Sesaat kemudian, Rasulullah mencium telapak tangan yang melepuh tersebut.

" Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya."

Rasululla SAW sangat mencintai sahabat dan ummatnya terutama ummatnya di akhir zaman.

 Rasulullah menceritakan tentang keimanan ummatnya.
 Baginda Rasulullah SAW bertsnya kepada para sahabat:
“Siapakah yang paling ajaib imannya?” tanya Rasulullah.

“Malaikat,” jawab sahabat.

“Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah sedangkan mereka senantiasa dekat dengan Allah,” jelas Rasulullah.

Para sahabat terdiam seketika. Kemudian mereka berkata lagi, “Para nabi.”

“Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka.”

“Mungkin kami,” celah seorang sahabat.

“Bagaimana kamu tidak beriman sedangkan aku berada di tengah-tengah kalian,” jawab Rasulullah menyangkal hujjah sahabatnya itu.

“Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya saja yang lebih mengetahui,” jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.

“Kalau kamu ingin tahu siapa mereka, mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Qur’an dan beriman dengan semua isinya. Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku (para sahabat). Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku meskipun tidak pernah hidup dimasaku, tapi mencintaiku dan ingin berjumpa denganku” jelas Rasulullah.

“Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka,” ucap Rasulullah.


Ada 4  hak nabi SAW :
 Cintailah Beliau lebih dari cinta kepada yang lainnya.
     Karena tidak ada yang memberi syafaat di hati Akhir kecuali beilau.
    
 Taat kepada Rasul.
QS. Annisa : 59

 (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا)
Artinya :
  Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.     

 Bersholawat kepadanya.

      (إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
)
[Surat Al-Ahzab 56]
Artinya :
  Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

 Bersolawat kepada keluarga beliau.  


----''"""""""----'''-------Sekian------'''''-------''''''



Tidak terasa air mata membasahi pipi...
Air mata seorang manusia yang merindukan Rasulnya..
Apa jadinya jika kerinduan ini tak berbalas..
Karena kita tidak termasuk ummatnya...

Ya Allah, bimbinglah hamba untuk menjadi ummatnya.
Sampaikanlah sholawat dan salam kepada Nabi Rasulullah SAW.
Izinkan hamba menatap wajahnya, walau hanya dalam mimpi...
Aamiin...






Senin, 31 Oktober 2016

MAJLIS TA'LIM TAFSIR JALALAIN RANGKUMAN PENGAJIAN AHAD PAGI

Tempat : Musholla Al-Furqon, Metland Cileungsi
29 Muharam 1438 H / 30 Oktober 2016

KH SLAMET AZIS ZEIN





Q.S Al-Furqon ayat 63 ;


وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً

«وعباد الرحمن» مبتدأ وما بعده صفات له إلى اولئك يجزون غير المعترض فيه «الذين يمشون على الأرض هونا» بسكينة وتواضع «وإذا خاطبهم الجاهلون» بما يكرهونه «قالوا سلاما» أي قولا يسلمون فيه من الإثم
  Artinya :

(Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu) yakni hamba-hamba-Nya yang baik. Lafal ayat ini dan kalimat sesudahnya, berkedudukan menjadi Mubtada, yaitu sampai dengan firman-Nya, "Ulaika Yujzauna" dan seterusnya, tanpa ada jumlah lain yang menyisipinya (yaitu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati) dengan tenang dan rendah hati (dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka) mengajak mereka berbicara mengenai hal-hal yang tidak disukainya (mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan) perkataan yang menghindarkan diri mereka dari dosa.

Penjelasan :
Di dalam kitab Showi dikatakan :
Ayat ini menceritakan mengenai sifat seorang hamba Allah yang mulia. Hal ini merupakan sifat sifat seorang mu'min yang sempurna. Allah SWT menyipati seorang mu'min yang sempurna ini dengan 8 sifat. Dengannya, seorang mu'min bisa memperoleh pangkat yang tinggi di surga.
Adapun diidopatkannya (disandarkannya) kata ibad kepada Arrahman yang merupakan salah satu diantara nama Allah SWT, karena Allah SWT memuliakan dan mengagungkan hamba hambanya.

Sifat ke-1 :
Orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan "haunan".
Dalam kitab  kata "haunan" ditafsirkan dengan kata "bi sakiinatin" (dengan tenang) wa tawadu'in" (dan rendah hati).

Sifat ke-2
Apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Dalam kitab jalalain dijelaskan : perkataan yang menghindarkan diri mereka dari dosa.

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.

KAJIAN KITAB MUKHTARUL AHADITS

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اعظم الناس حقا علي المراة زوجها، واعظم الناس حقا علي الرجل امه
(رواه الحاكم عن عاءشة)

Artinya :
Orang yang paling besar haknya atas seorang istri adalah suaminya, dan orang yang paljng besar haknya atas seorang laki-laki adalah ibunya.
(HR Al-Hakim dari siti Aisyah).






قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اعظم النساء بركة ايسرهن مؤونة (رواه احمد عن عاءشة)م
Artinya :
Wanita paling besar keberkahannya adalah mereka yang paling ringan belanja hidupnya.
(HR Ahmad dari siti Aisyah).

MAUIDLOTUL HASANAH

Ust. Fathuri.

Di dalam tafsir Ibnu Katsir, mengenai QS al-Furqon ayat 63 khususnya penjelasan tentang kalimat "haunan" dikatakan :
Cara jalan mereka tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, dan tidak takabur. Tetapi makna yang dimaksud bukanlah orang-orang mukmin itu berjalan dengan langkah seperti orang sakit, karena dibuat-buat dan pamer. Karena sesungguhnya penghulu anak Adam (yakni Nabi Saw.) apabila berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi (yakni dengan langkah yang tepat) seakan-akan bumi melipatkan diri untuknya. Sebagian ulama Salaf memakruhkan berjalan dengan langkah yang lemah dan dibuat-buat, sehingga diriwayatkan dari Umar bahwa ia melihat seorang pemuda berjalan pelan-pelan. Maka ia bertanya, "Mengapa kamu berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit?" Pemuda itu menjawab, "Tidak, wahai Amirul Mu-minin." Maka Umar memukulnya dengan cambuk dan memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat. 


Ust. Inayat.

Di dalam kitab Risalah Ta'lim wa .... karya ...
Didalam kecintaan kita kepada Allah SWT, maka  :
Harus Faham
    Kita harus memahami ilmunya.
Harus Amal
    Kita beramal dengan dasar pemahaman ilmunya
Harus jihad
    Kita harus bersungguh sungguh dalam beramal
Penuh pengorbanan.
    Kesungguhsungguhan dalam beramal, memerlukan pengorbanan .


Wallahu 'Alam Bish Shawaab.

Jumat, 21 Oktober 2016

PERIHAL TATO DAN TINDIK

  Ustadz Fathuri Mumthaza:
USTADZ FATHURY AHZA MUMTHAZA
 Tato dalam bahasa Arab disebut dengan al-wasymu. Disebutkan dalam Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah, juz 11, h. 272-273 ,

bahwa al-wasymu adalah salah satu bentuk al-jirahah li ajlit tazayyun, atau melukai untuk tujuan berhias, membaguskan diri. Di mana hukum dasar dari tazayyun adalah istishab atau disukai/dianjurkan (Al-A'raf ayat 32) karena menunjukkan keindahan dan keelokan. Dan di banyak hadist Nabi maupun sahabat terbiasa untuk tampil rapi dan menyukai keindahan. Karena itulah ulama menganjurkan setiap muslim untuk berhias dalam kondisi-kondisi spesial, di antaranya ketika akan melaksanakan shalat jumat, hari raya, bertamu dan seterusnya. Berhias di sini bisa dengan memakai pakaian yang bagus (kecuali sutera untuk laki-laki) memotong kuku, menyisir rambut dan memotongnya, tampil bersih dan rapi serta memakai wewangian. Hal ini dianjurkan sepanjang tidak menimbulkan kesombongan dan keangkuhan bagi setiap individu muslim.  
Berhias untuk diri, dibagi menjadi beberapa macam, di antaranya adalah dengan:
                  
Pertama, melekatkan sesuatu, misalnya kalung , anting atau giwang dan sebagainya bagi perempuan. Kedua, dengan membersihkan, memotong atau melukai hal-hal yang ada dalam diri, misalnya memotong kuku, rambut, dst, termasuk membersihkan wajah. Tato sendiri, disebutkan dalam bagian yang terakhir ini, yaitu al-jirahah li ajlit tazayyun, bersama dengan tatsqibul udzuni (tindik telinga) dan qath'ul A'dha'i az-Zaaidah (memotong anggota yang lebih). Untuk hukum tindik telinga telah disebutkan sebelumnya, sedangkan untuk qath'ul a'dha'iz zaidah, misalnya jari tangan umumnya 5, tetapi ada orang yang dilahirkan dengan jari 6, maka menurut madzhab Hanafi dibolehkan memotong jari yang lebih itu, jika tidak menimbulkan bahaya, meski Ibnu Hajar atau Imam At-Thabrani mengharamkannya.                       
 Tato karena dimasukkan dalam kategori at-tazayyun ini, ada yang dengan argumen kebolehan berhias, maka menghukumi tato diperkenankan. Di antaranya yang mengemukakan hal ini adalah Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada 2011 lalu, dan masih bisa dilihat di website www.fatwatarjih.com. menjawab pertanyaan perihal hukum tato.
Meski demikian, kalau kita melihat dan membuka beberapa rujukan mu'tabar, di antaranya Fathul Bari, Nailul Authar, dst, maka tato dikatakan hukum dasarnya adalah haram. Dasar yang kuat digunakan adalah "لَعَنَ اللهُ الْوَاشِمَاتِ وَالْمُسْتَوْشِمَاتِ وَالنَّامِصَاتِ وَالْمُتَنَمِّصَاتِ وَالْمُتَفَلِّجَاتِ لِلْحُسْنِ الْمُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللهِ "   Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan minta ditato, yang mencukur alis dan minta dicukur alisnya, serta yang meregangkan giginya untuk mempercantik diri, wanita-wanita yang merubah ciptaan Allah (Shahih Muslim, hadist no 1678). Hadist inipun diriwayatkan oleh Ahmad (Al-Musnad, juz 3, h. 22) dan disebut sebagai hadist shahih.                       
 Hal ini bisa dilihat di Tafsir Al-Qurthubi
, juz 5, 392 dan fathul Bari juz 10, h. 372.
Tato dijelaskan pengertiannya adalah tanda yang ada di tubuh dengan cara menusukkan jarum hingga mengeluarkan darah kemudian dicampur dengan semacam cat hingga meninggalkan warna membiru atau menghijau dari bekas tusukan jarum tersebut dengan gambar atau rupa tertentu. Di sini karena adanya darah yang tertahan di kulit, dikatakan oleh ulama menyebabkan adanya najis, bukan menghalangi sampainya air ke kulit, sehingga wudlu atau mandinya tetap sah. Oleh karena itu, ia diperintahkan untuk dihapuskan. Namun, jika menghapuskannya dengan merusak kulit kembali, maka lebih baik dicegah. Kecuali ada teknologi yang memudahkan menghilangkan tato ini tanpa merusak atau menyakiti anggota tubuh. Dan dijelaskan, misalnya di Al-Iqna, bahwa bermakmum dengan orang yang bertato tetap dihukumi sah.
Oleh karena itu, bagi yang bertato dan bertaubat, jika masih memungkinkan, usahakan dihilangkan. Tetapi jika tidak, maka bertaubatlah yang sungguh-sungguh kepada Allah dan laksanakanlah ibadah dengan mantap, tanpa ragu, dan serahkan semuanya pada keputusan Allah SWT. WaLlahu a'lam bish-shawaab...                

Selasa, 04 Oktober 2016

MASJID AS-SA'ADAH TAHUN BARU 1438H IN PICTURE

Didi Sunardi    

















MAJLIS TA'LIM TAFSIR JALALAIN RANGKUMAN PENGAJIAN AHAD PAGI

 Tempat : Masjid Jami Attaubah, Cigarogol
1 Muharam 1438 H / 2 Oktober 2016

KH.Slamet Azis Zein

KAJIAN TAFSIR JALALAIN.

Q.S Al-Furqon ayat 54

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَراً فَجَعَلَهُ نَسَباً وَصِهْراً وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيراً

«وهو الذي خلق من الماء بشرا» من المني إنسانا «فجعله نسبا» ذا نسب «وصهرا» ذا صهر بأن يتزوج ذكرا كان أو أنثى طلبا للتناسل «وكان ربك قديرا» قادرا على ما يشاء



Artinya :
(Dan Dia pula yang menciptakan manusia dari air) yakni dari air mani; lafal Basyar adalah sinonim dari lafal Insaan (lalu Dia jadikan manusia itu punya keturunan) punya hubungan nasab (dan mushaharah) punya hubungan mushaharah, misalnya seorang lelaki atau perempuan melakukan perkawinan dengan pasangannya untuk memperoleh keturunan, maka hubungan kekeluargaan dari perkawinan ini dinamakan hubungan Mushaharah (dan adalah Rabbmu Maha Kuasa) untuk menciptakan apa yang dikehendaki-Nya.

Q.S Al-Furqon ayat 55

وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنفَعُهُمْ وَلَا يَضُرُّهُمْ وَكَانَ الْكَافِرُ عَلَى رَبِّهِ ظَهِيراً

«ويعبدون» أي الكفار «من دون الله ما لا ينفعهم» بعبادته «ولا يضرهم» بتركها وهو الأصنام «وكان الكافر على ربه ظهيرا» معينا للشيطان بطاعته 

Artinya :
(Dan mereka menyembah) yakni orang-orang kafir (selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka) dengan menyembahnya (dan tidak pula memberi mudarat kepada mereka) jika tidak disembah, yang dimaksud adalah berhala-berhala. (Adalah orang kafir itu selalu menentang Rabbnya) selalu membantu setan dengan cara taat kepadanya dan menentang Rabbnya.


 Q.S Al-Furqon ayat 56

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّراً وَنَذِيراً

«وما أرسلناك إلا مبشرا» بالجنة «ونذيرا» مخوفا من النار 
Artinya :
(Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan hanya sebagai pembawa kabar gembira) (dan pemberi peringatan) yang memperingatkan manusia tentang neraka.


 Q.S Al-Furqon ayat 57
 
قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلَّا مَن شَاء أَن يَتَّخِذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلاً


«قل ما أسألكم عليه» أي على تبليغ ما ارسلت به «من أجر إلا» لكن «من شاء أن يتخذ إلى ربه سبيلا» طريقا بإنفاق ماله في مرضاته تعالى فلا أمنعه من ذلك  

Artinya :

(Katakanlah! "Aku tidak meminta kepada kalian dalam menyampaikan hal ini) yakni menyampaikan apa yang aku diutus untuk menyampaikannya (upah sedikit pun, melainkan) tetapi hanya mengharapkan kepatuhan (orang-orang yang mau mengambil jalan kepada Rabbnya) dengan cara menginfakkan harta bendanya ke jalan keridaan-Nya, maka untuk hal ini aku tidak mencegahnya.

Catatan tambahan :
Hubungan tali persaudaraan itu ada 3 jenis :
Hubungan Nasab.
    Hubungan persaudaraan karena adanya hubungan sedarah.
Hubungan Mushoharoh
    Hubungan persaudaraan karena adanya hubungan pernikahan.
Hubungan Murodlo'ah
     Hubungan prsaudaraan karena hubungan sepersusuan.

Bulan bulan Hijriah :
Muharram, bulan Safar, bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah
 

KAJIAN MUKHTARUL AHADITS.

اعطيت سبعين الفا من امتي يدخلون الجنة بغير حساب, وجوههم كالقمر ليلة البدر وقلوبهم علي قلب رجل واحد فاستزدت ربي عز وجل فزادني مع كل واحد سبعين الفا
(رواه احمد عن ابي بكر 



Artinya :
(Rasulullahi SAW bersabda), aku diberikan tujuh puluh ribu orang dari ummatku yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah mereka bagaikan bulan di malam badar, hati hati mereka menyatu pada satu hati (tidak ada dengki, iri, hasud dan sifat buruk lainnya), kemudian aku memohon kepada Rabku (untuk ditambah jumlahnya), maka kemudian (Allah SWT) menambahkan kepadaku untuk setiap orang (yang masuk surga tanpa hisab itu) tujuh puluh ribu orang.
(HR Ahmad dari sahabat Abu Bakar RA)

MAUIDLOTUH HASANAH


Ustadz H. Maulana.
Mari kita jadikan momentum tahu baru hijriah 1348 H sebagai momentum untuk melakukan ibadah yang lebih baik dibandingkan tahun yang lalu.
Pada bulan Muharam, banyak sekali kejadiah penuh hikmah yang dapat kita jadikan teladan. Dintaranya pada bulan ini, Allah SWT selamatkan Nabi Ibrahim AS ketika beliau dilemparkan ke dalam api yang membara.
Api sesuai sunnatullahnya terasa panas. Tetapi dengn kekuasaan Allah SWT, api itu terasa dingin.









Ustadz. Inayatulloh.
Menyikapi tahun baru hendaklah kita melakukan perbaikan pada :
Tagyirul Fikriyah, perubahan pemikiran.
Tagyirul amalaiyah, perubahan amal ibadah.

Perubahan perubahan itu adalah perubahan ke rah yang lebih baik.





Ustad. H Robah.
Penanggalan tahun Qomariyah, dinamakan tahun Hijriyah.
Pada zaman khalifah Umar bin Khottob RA, disepakati untuk memulai penanggalan kalender islam ini sejak Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah.
Pemilihan awal tahun sejak hijrahnya Nabi SAW ini karena hijrah itu merupakan momentum perubahan peradaban islam ke arah yang lebih baik.
Pada saat hijrah ini juga erupakan asbabul wurudnya hadits yang sangat terkenal :
اتما الاعمال بالنيات
Artinya : segala amal tergantung kepada niatnya.

Ustadz. Fathuri Ahza Mumthaza

Ada kisah menarik mengenai istri istri nabi Sulaiman,
Dikisahkan di dalam hadits Bukhari, Suatu malam Nabi Sulaiman berkata :

“Demi Allah, malam ini aku akan berkeliling kepada (100) seratus wanita, setiap wanita melahirkan seorang anak laki-laki yang berperang di jalan Allah Swt.”

Malaikat berkata kepadanya : “Katakanlah, ‘ Insya Allah”.

Tetapi Sulaiman tidak mengatakannya. Dia lupa. Dia berkeliling, tapi tidak ada isteri yang melahirkan kecuali seorang isteri yang melahirkan setengah manusia. ”

Nabi Muhammad bersabda :
“ Seandainya Sulaiman berkata, ‘Insya Allah’ niscaya dia tidak mengingkari sumpahnya dan keinginannya lebih mungkin untuk tercapai. ”
                       Wallahu A'lam Bish Showaab.