Home

TAFSIR JALALAIN 1 Jumadil Akhir 1437 H/ 20 Maret 2016

Rangkuman pengajian Ahad pagi Majlis Taklim Tafsir Jalalain Tempat : musholla Al-Muhajirin, Puri Harmoni 1 Tgl          : 11 jumadil ak...

Senin, 31 Oktober 2016

MAJLIS TA'LIM TAFSIR JALALAIN RANGKUMAN PENGAJIAN AHAD PAGI

Tempat : Musholla Al-Furqon, Metland Cileungsi
29 Muharam 1438 H / 30 Oktober 2016

KH SLAMET AZIS ZEIN





Q.S Al-Furqon ayat 63 ;


وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْناً وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَاماً

«وعباد الرحمن» مبتدأ وما بعده صفات له إلى اولئك يجزون غير المعترض فيه «الذين يمشون على الأرض هونا» بسكينة وتواضع «وإذا خاطبهم الجاهلون» بما يكرهونه «قالوا سلاما» أي قولا يسلمون فيه من الإثم
  Artinya :

(Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah itu) yakni hamba-hamba-Nya yang baik. Lafal ayat ini dan kalimat sesudahnya, berkedudukan menjadi Mubtada, yaitu sampai dengan firman-Nya, "Ulaika Yujzauna" dan seterusnya, tanpa ada jumlah lain yang menyisipinya (yaitu orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati) dengan tenang dan rendah hati (dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka) mengajak mereka berbicara mengenai hal-hal yang tidak disukainya (mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan) perkataan yang menghindarkan diri mereka dari dosa.

Penjelasan :
Di dalam kitab Showi dikatakan :
Ayat ini menceritakan mengenai sifat seorang hamba Allah yang mulia. Hal ini merupakan sifat sifat seorang mu'min yang sempurna. Allah SWT menyipati seorang mu'min yang sempurna ini dengan 8 sifat. Dengannya, seorang mu'min bisa memperoleh pangkat yang tinggi di surga.
Adapun diidopatkannya (disandarkannya) kata ibad kepada Arrahman yang merupakan salah satu diantara nama Allah SWT, karena Allah SWT memuliakan dan mengagungkan hamba hambanya.

Sifat ke-1 :
Orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan "haunan".
Dalam kitab  kata "haunan" ditafsirkan dengan kata "bi sakiinatin" (dengan tenang) wa tawadu'in" (dan rendah hati).

Sifat ke-2
Apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Dalam kitab jalalain dijelaskan : perkataan yang menghindarkan diri mereka dari dosa.

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah rumah di pinggir jannah (surga) bagi siapa saja yang meninggalkan perdebatan berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran (al haq), juga sebuah rumah di tengah jannah bagi siapa  saja yang meninggalkan berbohong walaupun ia sedang bercanda, serta sebuah rumah di puncak jannah bagi siapa  saja yang berakhlak mulia.

KAJIAN KITAB MUKHTARUL AHADITS

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اعظم الناس حقا علي المراة زوجها، واعظم الناس حقا علي الرجل امه
(رواه الحاكم عن عاءشة)

Artinya :
Orang yang paling besar haknya atas seorang istri adalah suaminya, dan orang yang paljng besar haknya atas seorang laki-laki adalah ibunya.
(HR Al-Hakim dari siti Aisyah).






قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اعظم النساء بركة ايسرهن مؤونة (رواه احمد عن عاءشة)م
Artinya :
Wanita paling besar keberkahannya adalah mereka yang paling ringan belanja hidupnya.
(HR Ahmad dari siti Aisyah).

MAUIDLOTUL HASANAH

Ust. Fathuri.

Di dalam tafsir Ibnu Katsir, mengenai QS al-Furqon ayat 63 khususnya penjelasan tentang kalimat "haunan" dikatakan :
Cara jalan mereka tidak sombong, tidak angkuh, tidak jahat, dan tidak takabur. Tetapi makna yang dimaksud bukanlah orang-orang mukmin itu berjalan dengan langkah seperti orang sakit, karena dibuat-buat dan pamer. Karena sesungguhnya penghulu anak Adam (yakni Nabi Saw.) apabila berjalan seakan-akan sedang turun dari tempat yang tinggi (yakni dengan langkah yang tepat) seakan-akan bumi melipatkan diri untuknya. Sebagian ulama Salaf memakruhkan berjalan dengan langkah yang lemah dan dibuat-buat, sehingga diriwayatkan dari Umar bahwa ia melihat seorang pemuda berjalan pelan-pelan. Maka ia bertanya, "Mengapa kamu berjalan pelan? Apakah kamu sedang sakit?" Pemuda itu menjawab, "Tidak, wahai Amirul Mu-minin." Maka Umar memukulnya dengan cambuk dan memerintahkan kepadanya agar berjalan dengan langkah yang kuat. 


Ust. Inayat.

Di dalam kitab Risalah Ta'lim wa .... karya ...
Didalam kecintaan kita kepada Allah SWT, maka  :
Harus Faham
    Kita harus memahami ilmunya.
Harus Amal
    Kita beramal dengan dasar pemahaman ilmunya
Harus jihad
    Kita harus bersungguh sungguh dalam beramal
Penuh pengorbanan.
    Kesungguhsungguhan dalam beramal, memerlukan pengorbanan .


Wallahu 'Alam Bish Shawaab.