Rangkuman pengajian
Majlis Ta'lim Tafsir Jalalain
Ahad, 22 Sya'ban 1437 H/29 Mei 2016
Tempat : Masjid Arrahmah, Duta Mekar Asri.Cileungsi.Bogor
Narasumber : KH Slamet Azis Zein
KH.Slamet Azis Zein
TAFSIR JALALAIN
QS. Al-Furqon ayat 21
وَقَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءنَا لَوْلَا أُنزِلَ عَلَيْنَا الْمَلَائِكَةُ أَوْ نَرَى رَبَّنَا لَقَدِ اسْتَكْبَرُوا فِي أَنفُسِهِمْ وَعَتَوْ عُتُوّاً كَبِيراً
«وقال الذين لا يرجون لقاءنا» لا يخافون البعث «لولا» هلا «أنزل علينا الملائكة» فكانوا رسلا إلينا «أو نرى ربنا» فنخبر بأن محمدا رسوله قال تعالى «لقد استكبروا» تكبروا «في» شأن «أنفسهم وعتوا» طغوا «عتوا كبيرا» بطلبهم رؤية الله تعالى في الدنيا وعتوا بالواو على أصله بخلاف عتى بالإبدال في مريم
(Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami,) yakni orang-orang yang tidak takut kepada adanya hari berbangkit dan hari pembalasan ("Mengapakah tidak) (diturunkan kepada kita malaikat) yang menjadi Rasul-rasul kepada kita (atau mengapa kita tidak melihat Rabb kita?") kemudian kita diberi tahu, bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya. Lalu Allah berfirman, ("Sesungguhnya mereka memandang besar) merasa besar (tentang diri mereka dan mereka telah melampaui batas) berlaku sangat kurang ajar (dengan kelewat batas yang sangat besar) disebabkan mereka berani meminta melihat Allah SWT di dunia. Lafal 'Atauw dengan memakai huruf Wau sesuai dengan kata asalnya, berbeda dengan lafal 'Ataa yang huruf akhirnya telah diganti menjadi Ya, seperti dalam surah Maryam.
Point-point penting :
1) Di dalam kitab tafsir Jalalain, ayat "orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuannya dengan Kami" ditafsirkan sebagai orang-orang yang tidak takut kepada adanya hari berbangkit dan hari pembalasan. Artinya mereka orang-orang yang tidak beriman kepada Allah SWT.
2) Rasulullah SAW, di dalam salah satu haditsnya, beliau bersabda mengenai orang yang berharap bertemu dengn Allah SWT sbb :
عن ابي هريرة رضي الله عنه انه قال .سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : من كان يرجو لقاء الله فليكرم أهل الله ،قيل يا رسول الله هل لله عز وجل أهل ؟قال نعم ،قيل من هم يا رسول الله؟ قال أهل الله في الدنيا الذين يقرءون القرآن أﻻ من اكرمهم فقد أكرمه الله وأعطاه الجنة ،ومن أهانهم فقد أهانه الله وأدخله النار. يا أبا هريرة ما عند الله أحد أكرم من حامل القرآن ،أﻻ وإن حامل القرآن عند الله أكرم من كل أحد إﻻ اﻷنبياء
Aryinya :
Dari Abu Hurairoh RA, sesungguhnya beliau berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang menginginkan bertemu dengan Allah SWT maka muliakanlah Ahlullah". Ditanya Rasullullah SAW, wahai Rasulullah SAW apakah Allah azza wa jalla mempunyai ahlun? Rasulullah SAW menjawab, "betul". Kemudian Rasulullsh SAW ditanya lagi, "wahai Rasulullah SAW siapakah mereka?". Rasulullah SAW menjawab, "Ahlullah di dunia itu, adalah orang orang yang membaca Alquran. Maka ingatlah, barang siapa yang memuliakan mereka maka sesungguhnya telah memuliakan Allah dan diberikan kepada mereka surga. Dan barang siapa yang menghinakan mereka, maka sesungguhnya telah menghinakan Allah SWT dan akan Allah SWT masukan ke dalam neraka. Wahai Abu Hurairoh, tidak ada di sisi Allah yang lebih mulia daripada pembawa Alquran (haamilul quran). Ingatlah, sesungguhnya haamilul quran itu lebih mulia dari semua manusia kecuali para Nabi".
Semoga kita termasuk diantara golongan "yaqrouuna Al-quran" dan "haamilu al-quran". Aamiin.
3) Orang-orang yang tidak takut akan adanya hari kebangkitan ini mengatakan: "Mengapakah tidak diturunkan kepada kita malaikat yang menjadi Rasul-rasul kepada kita, atau mengapa kita tidak melihat Rabb kita? kemudian kita diberi tahu, bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya.
Hal ini sebenarnya hanya alasan saja. Sejatinya mereka tidak akan beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
4) Sikap seperti ini, terbentuk karena ada sifat takabur pada diri mereka. Mereka merasa diri besar, selain dirinya kecil.
Doa Abu sa'id Al-Khudri untuk mengjindari sikap takabur ini :
اللهم اجعلني في عيني صغيرا وفي اعين الناس كبيرا
Artinya :
Ya Allah, jadikanlah diriku, dalam pandanganku kecil, dan dalam pandangan manusia besar.
MUKHTARUL HADITS
اطلب الحواءج بعزة الانفس فان الامور تجرى بالمقادر (رواه ابن حبا عن عبد الله بن يسر) ر
Artinya :
Carilah keperluan hidup (maisyah) dengan kebesaran jiwa, karena segala sesuatu berjalan dengan ketentuannya.
MAO'IDLOTUL HASANAH
Mengenai orang orang yang berharap bisa bertemu dengan Allah SWT, dalam QS Al-kahfi ayat 110 Allah SWT berfirman :
(قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا)
Artinya :
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Kenikmatan di surga itu adalah kenikmatan tak terhingga. Sesuatu yang tidak pernah terlihat pandangan mata, tidak pernah terdengar pendengaran dan tidak pernah terbersit dalam fikiran manusia. Tetapi semua kenikmatan itu, tidak akan sebanding dengan kenikmatan berjumpa dengan Allah SWT.
Ust. Rusydi Hilmi:
Dalam kehidupan sehari hari, kita sering melihat, seseorang yang dalam pandangan kita sering berbuat maksiat tetapi Allah SWT mudahkan urusannya dan dilapangkan usahanya. Mengapa bisa demikian? Biasanya jawaban yang diberikan: "itu namanya istidraz".
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah kita pernah bermuhasabah, bahwa istidraz ini juga sedang berlaku pada diri kita???
Hukuman atas kesalahan atau dosa kita akan Allah balas seketika. Misalnya ketika kita berbuat salah, Allah cabut rasa khusyu' ketika sholat sehingga sholatnya menjadi tidak bermakna. Atau Allah SWT cabut dari diri kita perasaan tidak bersalah ketika berbuat dosa. Naudzu billahi min dzalik.
Allah SWT berfirman di dalam QS An-Nahl ayat 63 :
تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Artinya :
Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi syaitan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk), maka syaitan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka azab yang sangat pedih.
Ust. H. Maulana.
Kita sebagai ummat Islam, hendaknya waspada dengan pendangkalan akidah.
Berbagai macam cara dilakukan para musuh-musuh Islam mengenai pendangkalan akidah ini. Salah satunya dengan pembuatan buku atau pamflet yang menggiring kaum muslimin untuk ragu terhadap akidahnya.
Ust. Zul Akbar.
Upaya untuk meningkatkan iman :
1> Tarkizu ibadah yaitu memfokuskan ibadah kepada Allah.
2> Tagyiirul Ittija : yaitu perubahan orientasi hidup untuk akhirat.
Ust. Fathuri Ahza Muthaza
Diantara bait-bait syair yang masyhur dari Imam Syafi’i tatkala Beliau mengadukan tentang buruknya hafalan Beliau kepada Imam Waki’ bin Jarrah, Beliau mengatakan:
شَكَوْتُ إِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ فَأَرْشَدَنِي إِلَى تَرْكِ المَعَاصِي
وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ العِلْمَ نُوْرٌ وَنُوْرُ اللهِ لَا يُؤْتَى لِعَاصِي
Aku mengadukan kepada Waki’ keburukan hafalanku,
Lalu Beliau membimbing aku untuk meninggalkan maksiat,
Beliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahaya,
Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat.
Imam Gozali mengatakan,
kalaupun engkau baca 1000 kitab selama seratus tahun tidak akan bisa menjadi jaminan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT
Jika ilmu itu tidak diamalkan.
Semoga bermanfaat. Aamiin...