Home

TAFSIR JALALAIN 1 Jumadil Akhir 1437 H/ 20 Maret 2016

Rangkuman pengajian Ahad pagi Majlis Taklim Tafsir Jalalain Tempat : musholla Al-Muhajirin, Puri Harmoni 1 Tgl          : 11 jumadil ak...

Selasa, 17 Januari 2017

MAJLIS TA'LIM TAFSIR JALALAIN DI MASJID ASSA'ADAH

RANGKUMAN PENGAJIAN AHAD PAGI

Tempat : Masjid Jami Assa'adah
17 Rabiul akhir 1438 H / 15 Januari 2017

 KAJIAN TFSIR JALALAIN
     Oleh : KH. Slamet Aziz Zein
KH Slamet Azis Zein



   

QS. ASSYUARO AYAT 35-46

      يُرِيدُ أَن يُخْرِجَكُم مِّنْ أَرْضِكُم بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ      

«يريد أن يخرجكم من أرضكم بسحره فماذا تأمرون»


035. (Ia hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kalian anjurkan?").


  قَالُوا أَرْجِهِ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ

«قالوا أرجه وأخاه» أخر أمرهما «وابعث في المدائن حاشرين» جامعين

036. (Mereka menjawab, "Tundalah urusan dia dan saudaranya) tangguhkanlah urusan keduanya (dan kirimkanlah ke seluruh negeri orang-orang yang akan mengumpulkan) menghimpun para ahli sihir.


   يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ
                                                                               
«يأتوك بكل سحار عليم» يفضل موسى في عالم السحر                 

037. (Niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu") yang kepandaiannya melebihi Musa dalam ilmu sihir.  


فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُومٍ

«فجمع السحرة لميقات يوم معلوم» وهو وقت الضحى من يوم الزينة

038. (Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum) yaitu pada waktu matahari mencapai sepenggalah atau waktu dhuha di hari raya mereka.
                                                                                                   

     وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلْ أَنتُم مُّجْتَمِعُونَ   
    
«وقيل للناس هل أنتم مجتمعون»
039. (Dan dikatakan kepada orang banyak, "Berkumpullah kamu sekalian).

                                                                                 
لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ إِن كَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ

«لعلنا نتبع السحرة إن كانوا هم الغالبين» الاستفهام للحث على الاجتماع والترجي على تقدير غلبتهم ليستمروا على دينهم فلا يتبعوا موسى

040. (Semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang") Istifham pada ayat sebelumnya mengandung makna anjuran untuk berkumpul; sedangkan pengertian Tarajji atau harapan di sini bergantung kepada kemenangan para ahli sihir, dimaksud supaya mereka tetap menjalankan tradisi agama mereka dan tidak mengikuti ajaran Nabi Musa.


       فَلَمَّا جَاء السَّحَرَةُ قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْراً إِن كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ
                                                                                             
«فلما جاء السحرة قالوا لفرعون أئن» بتحقيق الهمزتين وتسهيل الثانية وإدخال ألف بينهما على الوجهين «لنا لأجرا إن كنا نحن الغالبين»                 

 041. (Maka tatkala ahIi-ahli sihir datang, mereka pun bertanya kepada Firaun, "Apakah sungguh-sungguh) lafal A-inna dapat dibaca secara Tahqiq dan Tas-hil; kalau dibaca Tahqiq bacaannya menjadi A-inna dan kalau dibaca Tas-hil menjadi Ayinna (kami mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?").
     

قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذاً لَّمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
                  
«قال نعم وإنكم إذا» حينئذ «لمن المقربين»

042. (Firaun menjawab, "Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian) pada saat kalian menang (benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan kepadaku").


قَالَ لَهُم مُّوسَى أَلْقُوا مَا أَنتُم مُّلْقُونَ
                                                                          
«قال لهم موسى» بعد ما قالوا له إما أن تلقي وإما أن نكون نحن الملقين «ألقوا ما أنتم ملقون» فالأمر فيه للاذن بتقديم إلقائهم توسلا به إلى إظهار الحق


043. (Berkatalah Musa kepada mereka) sesudah mereka berkata kepadanya, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Kamukah yang akan melemparkan lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?" (Q.S.7 Al A'raf, 115). ("Jatuhkanlah apa yang hendak kalian jatuhkan") perintah ini merupakan izin dari Nabi Musa kepada mereka supaya mereka lebih dahulu melemparkan apa yang hendak mereka lemparkan, dimaksudkan supaya lebih menonjolkan perkara yang hak. 044. (Lalu mereka menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka, dan mengatakan, "Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang").


فَأَلْقَوْا حِبَالَهُمْ وَعِصِيَّهُمْ وَقَالُوا بِعِزَّةِ فِرْعَوْنَ إِنَّا لَنَحْنُ الْغَالِبُونَ          

«فألقوا حبالهم وعصيهم وقالوا بعزة فرعون إنا لنحن الغالبون»

044. (Lalu mereka menjatuhkan tali-temali dan tongkat-tongkat mereka, dan mengatakan, "Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang").


فَأَلْقَى مُوسَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ                  

«فألقى موسى عصاه فإذا هي تلقف» بحذف إحدى التاءين في الأصل تبتلع «ما يأفكون» يقلبونه بتمويههم فيخيلون حبالهم وعصيهم أنها حيات تسعى


045. (Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya, tiba-tiba ia menelan) lafal Talqafu ini bentuk asalnya adalah Taltaqafu, kemudian salah satu dari huruf Ta dibuang sehingga menjadi Talqafu, artinya menelan bulat-bulat (benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu) yang mereka sulap dengan ilmu sihir mereka, sehingga tampak seolah-olah tali-temali dan tongkat-tongkat mereka itu berupa ular-ular yang merayap.

      فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ  
                                          
«فألقي السحرة ساجدين»
  046. (Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud) kepada Allah


RANGKUMAN :

Keberhasilan Nabi Musa Melawan Ahli-Ahli Sihir Fir'aun.

Di depan masyarakat luas, Nabi Musa dapat menunjukkan mukjizatnya menghadapi ahli-ahli sihir Fir'aun. Nabi Musa mempersilahkan ahli-ahli sihir Fir'aun untuk mempertunjukkan kebolehan mereka lebih dulu. Mereka lalu melemparkan tali dan tongkat-tongkatnya, tak lama kemudian tali dan tongkat tersebut berubah menjadi ular yang jumlahnya ribuan ekor. Fir'aun tertawa bangga menyaksikan kebolehan para ahli sihirnya, masyarakat yang hadir disana juga terkagum-kagum. Dengan tenang Nabi Musa melemparkan tongkatnya, tongkat tersebut berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung melahap ular-ular para ahli sihir Fir'aun. Dalam waktu singkat, ular-ular itu habis di telan oleh ular Nabi Musa. Para ahli sihir itu terbelalak heran, apa yang diperlihatkan Nabi Musa bukanlah seperti sihir yang mereka pelajari dari syetan. Sadar akan hal itu, para ahli sihir tersebut berlutut kepada Musa dan menyatakan diri sebagai pengikut ajaran yang dibawanya.

 MUKHTARUL AHADITS


افضل الصدقة ان تشبع كبدا جاءعا
(رواه البيهقي عن انس)

Artinya:
 Sedekah yang paling utama ialah kamu mengenyangkan (memberi makan) perut yang lapar.
 (Riwayat Baihaqi melalui Anas r.a)     



 MAOIDLOTUL HASANAH


USTADZ. FATHURY AHZA MUMTHAZA

Kejadian luar biasa yang terjadi pada masa nabi Musa juga juga terjadi pada jaman wali songo. Diantaranya seperti kisah Sunan Giri.

Dikisahkan,
Sunan Giri yang nama kecilnya adalah Raden Paku alias Muhammad Ainul Yakin tidak hanya dikenal sebagai penyebar agama Islam yang gigih. Tetapi juga pembaharu pada masanya.

Pesantrennya, yang dibangun di perbukitan desa Sidomukti di selalan Gresik, tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan agama dalam arti sempit, tetapi juga menjadi pusat pengembangan masyarakat. Giri Kedaton, pesantrennya di Gresik, bahkan tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa kala itu.

Meluasnya pengaruh Sunan Giri di Gresik membuat Prabu Brawijaya, raja Majapahit kala itu murka. la memerintahkan patihnya, Gadjah Mada, ke Gin Penduduk Giri ketakutan dan berlari ke kedaton Sunan, Babad Tanah jawa menuturkan, ketika itu Sunan Giri sedang menulis. Karena terkejut mendengar musuh berdatangan merusak Giri, pena (kalam) yang dipegangnya Beliau lontarkan. Sunan Giri kemudian berdoa pada Sang Pencipta.
Ternyata kalam yang terlempar itu berubah meniadi keris berputar-putar, Keris dari kalam itu mengamuk dan banyak tentara Majapahit yang menyerbu Giri tewas, Sisanya kabur, berlarian kembali ke Majapahit.

Dan keris dari kalam itupun dikisahkan kembali sendiri ke kedaton Giri,Tergeletak di hadapan Sunan dengan berlumuran darah. Sunan lalu berdoa pada Yang Maha Kuasa,dan mengatakan pada rakyat Giri bahwa kerisnya yang ampuh itu dinamai Kalam Munyeng.

(seperti dikisahkan ust. Fathuri dan tambahan referensi dari internet).

Satu hal yag menarik dari kisah ini, ternyata sudah sejak dahulu kala, para wali itu rajin menulis. Ini yang penting.
Melalui tulisan para pendahulu, kita menjadi mengerti sejarah dan ilmu pengethuan.
Oleh karen itu, mari kita galakan kebiasaan menulis ini. Marilah kita produktif dalam kegiatan menulis.

 Ust. H. Maulana.


Sejarah itu berputar. Maka jangan lupakan sejarah.

Jika pada jaman nabi Musa, ada banyak para penyihir, yang rela mengabdi kepada penguasa dengan (hanya) bayaran materi untuk melawan kebenaran, maka saat ini pun kita bisa saksikan, begitu banyak orang yang rela menggadaikan dirinya utuk membela penguasa yang dzolim.
Maka, bersatulah untuk tidak memilih pemimpin yang dzolim.

Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitab-Nya supaya manusia menegakkan al qisth yaitu keadilan. Salah satu nilai keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok keadilan yang terbesar dan pilar penegaknya. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil (Ad Daa’ wa Ad Dawaa’).
Perhatikanlah firman Allah yang mulia yang mengisahkan nasehat seorang ayah yang bijak kepada puteranya, yang artinya,
“Wahai puteraku, janganlah berbuat syirik kepada Allah, karena sesungguhnya syirik itu adalah kezaliman yang sangat besar. (QS. Luqman : 13).

Maka tidak mungkin pemimpin kafir berbuat adil, karena sejatinya dia telah berbuat dzolim terhadap dirinya sendiri.
Demikian , Wallahu A'lam Bish Shawaab.