Home

TAFSIR JALALAIN 1 Jumadil Akhir 1437 H/ 20 Maret 2016

Rangkuman pengajian Ahad pagi Majlis Taklim Tafsir Jalalain Tempat : musholla Al-Muhajirin, Puri Harmoni 1 Tgl          : 11 jumadil ak...

Senin, 30 Mei 2016

FENOMENA MATI SURI


USTADZ FATHURI AHZA MUMTHAZA

Pertama, terkait dengan mati suri, maka kita tidak lepas dari bicara tentang ruh. Dan bicara tentang ruh, maka kita tidak bisa tidak lepas bagaimana Al-Qur'an bicara tentangnya. Ringkasnya, di dalam Al-Qur'an paling tidak ruh disebut 24 kali, tersebar di 19 ayat dalam 21 ayat. Namun, di antara pesan yang jelas tentang hal ini adalah pada ayat 85 surat Al-Isra', yang dikatakan, ketika Ahli kitab bertanya tentang ruh, maka katakan bahwa perihal ruh adalah urusan Tuhanku dan kalian tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.
 Nah, kalau bicara mati suri, ayat yang cukup jelas menerangkan hal ini adalah ayat 42 surat Az-Zumar. Tafsirnya bisa dilihat di banyak kita tafsir. Di sini kami ambilkan satu tafsir saja, yaitu 


Ibnu Katsir dan dilengkapi dengan penjelasan yang ada pada Kitab Ar-Ruh, buah tangan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Meski seperti Imam Al-Ghazali juga di dalam beberapa kitabnya membahas cukup panjang lebar berkaitan dengan hal ini.
 Nah, di dalam ayat ini Ibnu Katsir menjelaskan bahwa bagi manusia, ada dua kematian, yaitu kematian besar dan kematian kecil. Kematian besar adalah kematian ketika arwahny atau ruhnya tidak dikembalikan lagi, dan inilah kematian yang sesungguhnya. Sedangkan kematian kecil adalah ketika ruh kita dicabut, tetapi nanti dikembalikan lagi, inilah yang disebut kematian kecil.

Tafsir Ibnu Katsir, juz 7, h. 102

 Mengutip Ibnu Abbas, bahwa Allah menahan jiwa orang yang mati dan melepaskan jiwa orang yang hidup, dan tidak pernah terjadi kekeliruan dalam hal ini. Artinya, bagi yang masih memiliki jatah waktu hidup, maka meski ruhnya sudah dilepas, baik itu dalam kondisi tidur atau kondisi lain, termasuk yang masyhur disebut mati suri, maka ia tetap akan kembali ke jasadnya. Ini yang kemudian ulama sebut dengan Ruh al-yaqdhah.
 Dengan kondisi inilah, menarik penjelasan Ibnu Qayyim, bahwa kemungkinan ruh orang yang sudah mati bertemu dengan yang masih hidup, adalah fakta. Maksudnya ruh orang mati dan yang hidup bisa bertemu dan bertanya jawab, saling bicara, bahkan dikatakan ruh orang yang sudah mati bisa mengabarkan hal yang sudah terjadi bahkan yang akan datang (Ar-Ruh, h. 30). Karena itu kisah2 di dalam berbagai kitab tentang pengalaman orang yang sudah meninggal bisa menjadi masuk akal dan bisa diterima, karena memang ruh yang hidup, bisa berjumpa dengan ruh yang sudah mati dengan kehendak Allah SWT.
Demikian Wallahu a'lam bish showaab.

Tidak ada komentar: