MAJLIS TA’LIM TAFSIR JALALAIN
RANGKUMAN TA’LIM ONLINE HARI RABU
22 Jumadil Akhir 1437 H/31 Maret 2016
Kitab rujukan : "ATTADZHIB FI ADILLATIL GHAYATI WATAQRIB"
Nara Sumber : Ust. Fathuri.
Bismillahirrahmanirrahim... Melanjutkan perihal FARDLU WUDLU. Setelah membahas fardlu-fardlu wudlu, berikutnya adalah berkenaan dengan sunnah-sunnah wudlu.
Adapun sunnah wudlu itu ada sepuluh :
1. Membaca Bismillah,
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkan ke dalam wadah.
3. Berkumur
4. Memasukkan air ke hidung
5. mengusap seluruh kepala.
6. Mengusap dua telinga
7. menyela-nyela jenggot yang tebal dan menyela-nyela jari tangan dan kaki.
8. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan sebelum yang kiri
9. Membasuh setiap anggota wudlu 3 kali .
10. Bersambung (muwaalah)
PENJELASAN :
1. Membaca bismillah,
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dari riwayat Imam Nasa'i dengan sanad yang bagus, dari Anas bin Malik, ia berkata: Sebagian sahabat usai mencari air untuk wudlu, karena itu kemudian Nabi bersabda, "Apakah di antara kalian ada air?" Maka kemudian didatangkan air, lalu Nabi memasukkan tangan ke dalam wadah air itu dan bersabda: "Tawadldla'u bismillah, Berwudlulah kalian dengan membaca bismillah."
2. Membasuh kedua telapak tangan sebelum memasukkan ke dalam wadah.
3. Berkumur
4. Memasukkan air ke hidung
Untuk berkumur dan menghirup air ke hidung. Keduanya, meski di sini disebut sunnah, Tetapi kesunnahannya sangat ditekankan, karena itu ada beberapa ulama yang bahkan menetapkan keduanya sebagai wajib/fardlu wudlu. Karena memang dalil untuk dua ini ada beberapa hadist, di antaranya riwayat Bukhari, Muslim dan Malik, meski tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an (karena itulah ulama jumhur memasukkannya dalam sunnah wudlu, bukan wajib).
5. mengusap seluruh kepala.
Dalil dari keempat sunnah ini adalah hadist riwayah Bukhari dan Muslim, di mana Abdullah bin Zaid ditanya tentang wudlu Rasulallah, ia kemudian mempraktekkan dengan mengambil wadah air, lalu menuangkan air ke tangannya dan membasuh tangannya tiga kali. Kemudian ia memasukan tangannya ke dalam wadah, lalu berkumur, memasukkan air ke hidung tiga kali, lalu membasuh wajah tiga kali, membasuh tangan hingga siku, mengusap kepala dari depan ke belakang sekali, sampai akhir membasuh kedua kaki.
Berkenaan dengan mengusap seluruh kepala, ini pernah disinggung sebelumnya adalah kesunahan. Karena ada hadist di mana Nabi mengusap ubun-ubun, kadang pilingan (kepala sebelah pinggir), atau kadang seluruh kepala. Karena itu, ulama memasukkan mengusap seluruh kepala sebagai sunnah wudlu. Hal ini diperkuat bahwa huruf ba dalam ayat wamsahuu (bi)ru'usikum diartikan oleh ulama sebagai littab’idh, menunjukkan makna sebagian. Karena itu mengusap sebagian kepala itu fardlu, dan kemudian disunnahkan seluruh kepala
6. Mengusap dua telinga.
Dalilnya adalah Hadist Shahih dari Tirmidzi, dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulallah mengusap kepala dan kedua telinga, baik luar maupun dalamnya. Dan dari Nasa'i dijelaskan detailnya bahwa Nabi mengusap telinga, bagian dalam dengan telunjuk dan bagian luarnya dengan ibu jari. Hadist riwayat Al-Hakim menjelaskan dari hadist Abdullah bin Zaid, bahwa saat Rasulullah mengusap telinga, beliau menggunakan air berbeda dari usapan kepala.
Selanjutnya, mengusap kedua telinga. Sebagaimana dengan kumur2, sebagian ulama juga memasukkan ini menjadi wajib, tidak sekedar sunnah. Ini sekedar tambahan keterangan saja betapa mengusap telinga itu sangat-sangat dianjurkan, meski mayoritas memasukkannya dalam sunnah. Lalu apakah harus dengan air baru? Iya, dengan air baru. Inilah pendapat mayoritas ulama. Meski ada yang mengatakan menggunakan air yang digunakan mengusap kepala, tapi ini pendapat Abu Hanifah (Bidayatul Mujtahid, juz 1, h. 18, Al-FIqh Al-Islami wa Adillatuhu, juz 1, h. 249.
7. menyela-nyela jenggot yang tebal dan menyela-nyela jari tangan dan kaki.
Dasarnya adalah hadist dari Abu Daud, dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW saat wudlu mengambil air, lalu memasukkan tangannya ke dagu kemudian menyela-nyela jenggotnya, lalu beliau bersabda, "Demikianlah Tuhanku memerintahkan." Sedangkan untuk menyela-nyela jari tangan dan kaki adalah Sabda Nabi: Sempurnakanlah wudlu, sela-selailah antara jari-jari, dan tekankan saat menghirup air ke hidung, kecuali engkau sedang puasa (HR Abu Daud, dan dishahihkan Tirmidzi
8. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan sebelum yang kiri
9. Membasuh setiap anggota wudlu 3 kali .
Dasarnya adalah hadist Muslim, Utsman berkata, "Apakah kalian mau melihat wudlu Rasulillah? Kemudian Ustman mempraktekkan tiga kali setiap anggota wudlu.
Setiap anggota dibasuh/diusap tiga kali, jelas adalah sunnah hukumnya. Sebab dalam satu hadist, disebutkan Rasulullah wudlu satu kali satu kali, kadang dua kali, lebih sering 3x. Karena itu, sebagaimana disebutkan sebelumnya, yang wajib adalah satu kali. Kalau mencukupkan demikian, sudah sah wudlunya. Hanya tidak mendapatkan kesunnahan saja. Lalu kalau, wajah 3 kali, tangan sekali? Ini juga sudah memenuhi fardlu wudlu, tetap sah, tetapi mengurangi keutamaan.
10. Bersambung (muwaalah)
untuk kesunnahan no 10, yaitu muwaalah atau bersambung. Maksudnya adalah basuhan antara satu anggota dengan anggota yang lain tidak terpisah waktu yang lama, tetapi masih basahnya anggota basuhan sebelumnya untuk kemudian melanjutkan basuhan berikutnya dengan kondisi tubuh dan waktu yang tidak beranjak (Fathul Qarib h. 5). Kesunahan ini menjadi wajib, yaitu bagi orang yang daaimul hadast atau darurat, seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, misalnya orang yang beser, atau bagi wanita terus menerus keluar darah istihadhah, maka muwaalah menjadi wajib. Artinya saat ia wudlu tanpa jeda, tapi lanjut bersambung
Pertanyaan-Pertanyaan:
Pertayaan 1 :Assalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokatuuh Pak Ustadz, kalau wudlu jumlah basuhnya beda, misalkan wajah 3 x tangan 1x bagaimana hukumnya, soalnya bila sudah iqomah kita ambil wajibnya saja, tapi wajah sudah 3x basuhnya terimakasih sebelumnya
Jawaban pertanyaan 1 :
Silahkan lihat penjelasan Sunnah ke-9
Berkaitan dengan muwaalah,
Apakah ada batasan jarak maksimum atau waktu maksimum untuk jeda antar fardu wudlu?
Pertanyaan 2 :
Ustad mohon tanya kalu basuh muka sama tangan di kantor cilangkap kemudian yang lain d rumah cileungsi apakah sah? terima kasih.
Jawaban pertanyataan 2 :
Sebagaimana dijelaskan di atas (Fathul Qarib h. 5) bahwa yang menjadi batasan adalah basahnya anggota basuhan, sepanjang dari Cilangkap sampai Cileungsi basuhan sebelumnya masih basah, bisa dilanjutkan dengan anggota berikutnya. Sekali lagi basahnya anggota sebelumnya. Tetapi dalam Kifayatul Akhyar, h. 43, salah satu yang dimakruhkan adalah bicara di tengah wudlu. Hal yang sama juga demikian, artinya di tengah wudlu jalan-jalan atau nonton teve dulu, karena, misalnya sepak bola sedang seru-serunya, habis basuh wajah, keluar dulu lihat teve baru kemudian lanjut tangan. Artinya, wudlunya sah, tetapi tidak memperoleh kesunahan, tapi mendapat kemakruhan. Kalau kita perluas di dalam Madzahibul 'Arba'ah, Madzhab Maliki menegaskan bahwa muwallah itu wajib, artinya kalau tidak dilakukan maka batal wudlunya, kecuali karena lupa (Bidayatul Mujtahid, juz 1, h. 22-23). Karena itu, sebaiknya dihindari untuk tidak bersambung di dalam wudlu.
Keterangan dan sunnah-sunnah yang disebutkan dalam rujukan lain:
Pertama, berkaitan cuci tangan sebelum wudlu. Ulama sebetulnya merinci dalam prakteknya. Hukum dasarnya adalah sunnah, tetapi dalam kondisi tertentu menjadi wajib, hal ini dikatakan oleh Imam Abu Daud, yaitu ketika baru bangun dari tidur. Dasarnya adalah Hadist riwayat Bukhari Muslim, "Ketika salah satu dari kalian bangun tidur, maka basuhlah tangan sebelum memasukkannya ke dalam wadah. Sesungguhnya seorang di antara kalian tidak tahu tangan itu ke mana saja (saat tidur)." (Bidayatul Mujtahid, juz 1, h. 9)
Kedua, berkaitan dengan sunnah-sunnah lain yang tidak disebutkan. Yaitu, satu: Bersiwak. Hal ini pernah kami sampaikan sebelumnya, bahwa sebelum wudlu adalah sebuah kesunnahan untuk bersiwak lebih dahulu. Rujukannya banyak, di antaranya di Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, juz 1, h. 256-258 (disebutkan ini adalah qaul Hanafi, Syafii, dan Hambali), Ihya Ulumiddin, juz 1, h. 15, Bidayatul Hidayah, h. 14, dan Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab, juz 1, h. 328
Dua, Ad-Dalku atau menggosok anggota basuhan. Ini sebelumnya pernah kami sampaikan, jumhur mengatakan itu sunnah, sedangkan Maliki wajib. Yaitu dengan cara sembari air mengalir tangan digosok-gosokan ke bagian basuhan sehingga memantapkan air mengenai kulit dan anggota wudlu bersih dari kotoran. Tiga, mengusap tengkuk. Ini bisa dilihat Ihya Ulumiddin, juz 1, h. 19, Bidayatul Hidayah, h. 16, Kifayatul Akhyar h. 43, meski Imam Nawawi, misalnya di Al-Majmu' menganggap bahwa ini tidak termasuk sunnah. Dasarnya adalah sabda Nabi: Mengusap tengkuk ketika wudlu akan menyelamatkan manusia dari api neraka pada hari kiamat kelak (HR Ad-Dailami). Prakteknya mengusap tengkuk ini dilakukan setelah mengusap telinga.
Kemudian untuk teknis wudlu, sebagaimana saya janjikan sebelumnya, sesuai yang diuraikan di Bidayatul Hidayah, h. 14, Ihya Ulumiddin, h. 15-20, dan Kifayatul Akhyar h. 43, sebagai berikut:
Disunahkan bersiwak lebih dulu. Setelah bersiwak duduklah untuk wudhu dengan menghadap kiblat di tempat yang tinggi supaya tidak terkena air cipratannya. Dan ucapkanlah :
بسم الله الرحمن الرحيم، رب أعوذ بك من همزات الشياطين وأعوذ بك رب بأن يحضرونTuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan dan aku berlindung kepada-Mu dari kedatangannya
"Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Yaa ."
Kemudian basuhlah kedua tanganmu 3 kali sebelum memasukkannya ke dalam wadah dan ucapkanlah,
اللهم إني أسألك اليمن والبركة، وأعوذ بك من الشؤم والهلكة
"Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keberuntungan dan keberkahan, dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dan kerusakan."
Kemudian niatlah menghilangkan hadas dan niat kewenangan shalat dan tidak dianjurkan menghilangkan niatmu sebelum membasuh wajah maka bisa menyebabkan wudhumu tidak sah.
Kemudian ambillah air satu cakupan tangan untuk berkumur di mulutmu sebanyak 3 kali, dan berusaha keraslah dalam menggerakkan air (yang didalam mulut) sampai pangkal tenggorokan kecuali bagi yang berpuasa maka pelan-pelan saja.
Dan ucapkanlah "Yaa Allah tolonglah aku untuk membaca kitab-Mu dan memperbanyak dzikir kepada-Mu dan tetapkanlah diriku dengan ucapan yang tetap di kehidupan dunia dan akhirat."
اللهم أعني على تلاوة كتابك وكثرة الذكر لك، وثبتني بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة.
Kemudian ambillah air satu cakupan tangan dan gunakanlah untuk menyesapnya kedalam hidung sebanyak 3 kali, dan hembuskan kotoran-kotoran basah yang ada di dalam hidung, dan ucapkanlah ketika istinsyaq (menyerap air ke dalam hidung) :
اللهم أرحني رائحة الجنة وأنت عني راض
"Yaa Allah semoga engkau menciumkan aku wewangian syurga dan engkau ridha padaku."
dan ketika menghembuskan keluar mengucapkan,
اللهم إني أعوذ بك من روائح النار وسوء الدار.
"Yaa Allah aku berlindung kepada-Mu dari baunya neraka dan keburukan rumah."
Kemudian ambillah satu cakupan air untuk wajahmu, basuhlah wajahmu dari permulaan lebarnya dahi sampai belakangnya janggut ini dalam ukuran panjangnya wajah, dan dari telinga dalam ukuran lebarnya wajah. Dan sampaikanlah air tersebut ke tempat tajdif.
Yang dimaksud tempat tajdif adalah tempat yang biasanya seorang perempuan menyingkirkan rambutnya, yaitu tempat di antara telinga sampai pinggirnya dahi, maksudku tempat jatuhnya rambut dari dahinya wajah.
Dan sampaikanlah airnya ke tempat-tempat tumbuhnya rambut yang empat, yaitu dua alis, dua kumis (kumis bawah dan atas bibir), bulu mata dan rambut di tepi pipi. Maksudya, 'idzran (rambut di tepi pipi) adalah rambut yang menghadapi telinga dari tempat permulaan tumbuhnya jenggot.
ويجب إيصال الماء إلى منابت الشعر من اللحية الخفيفة، دون الكثيفة؛ وقل عند غسل الوجه:.. ولا تترك تخليل اللحية الكثيفة.
Dan wajib sampainya air ke tempat-tempat tumbuhnya rambut yaitu jenggot yang tipis kalo yang tebal tidak wajib sampai pada bagian yang menyentuh kulit (bathin), cukup bagian luarnya (dhahir) saja.
Dan ketika membasuh wajah ucapknlah,
اللهم بيض وجهي بنورك يوم تبيض وجوه أوليائك، ولا تسود وجهي بكلماتك يوم تسود وجوه أعدائك "Yaa Allah putihkanlah wajahku dengan cahaya-Mu di hari putihnya wajah-wajah para walimu, dan janganlah Engkau hitamkan wajahku dengan kalammu dihari hitamnya wajah-wajah musuh-Mu."
Dan janganlah kau tinggalkan menyela-nyela jenggot yang tebal.
Kemudian basuhlah tanganmu yang kanan, kemudian yang kiri beserta kedua sikunya sampai pertengahan lengan sebelah atas (yakni melewati siku untuk menghindari keraguan pada yang wajib), karena sesungguhnya perhiasan di syurga nanti sampai di tempat-tempat yang terkena air wudhu.
Dan ketika membasuh tangan kanan ucapkanlah:
أعطني كتابي بيميني، وحاسبني حسابا يسيرا
"Semoga Engkau berikan kitabku (pada akhirat) dengan tangan kananku dan hisab (penghitungan amal-amal) -lah diriku dengan hisab yang ringan."
Dan ucapkan ketika membasuh tangan kiri :
اللهم إني أعوذ بك أن تعطيني كتابي بشمالي أو من وراء ظهري.
"Yaa Allah aku berlindung kepada-Mu dari pemberian-Mu terhadap kitabku dengan tangan kiriku atau dari belakang punggungku."
Kemudian ratakanlah kepalamu dengan mengusap, caranya yaitu dengan membasahi kedua tanganmu dan menempelkan ujung jari-jari kanan dengan ujung jari-jari kiri dan meletakkannya di depan kepala lalu menjalankannya sampai tengkuk (bagian belakang kepala), dan dikembalikan lagi sampai depan kepala, ini baru dihitung satu, lakukanlah hal tersebut 3 kali, begitu juga dengan anggota yang lain (3 kali). Maka hasil lah pahala wajib dan pahala sunnah dengan cara demikian. dan ketika mengusap kepala ucapkanlah,
اللهم غشني برحمتك، وأنزل على من بركاتك، وأظلني تحت ظل عرشك يوم لا ظل إلا ظلك، اللهم حرم شعري وبشرى على النار.
"Yaa Allah limpahi aku dengan rahmat-Mu, dan turunkanlah berkah-Mu kepadaku , dan naungilah aku di bawah naungan-Mu di hari tiada naungan kecuali naungan-Mu, Yaa Allah halangilah rambut dan kulitku dari api neraka."
Kemudian usaplah kedua telingamu luar dan dalamnya dengan air yang baru, dan masukkanlah jari telunjukmu kedalam lubang telingamu dan usaplah kedua telingamu dengan sebelah dalamnya (bathin) kedua jempolanmu.
Dan ucapkanlah :
اللهم اجعلني من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه، اللهم أسمعني منادى الجنة في الجنة مع الأبرار
"Yaa Allah semoga Engkau menjadikan aku termasuk dari orang-orang yang mendengarkan ucapan kemudian mengikuti yang terbaik dari ucapan tersebut, Yaa Allah perdengarkanlah aku panggilan syurga, disyurga nanti bersama para abrar (orang-orang taat, pelaku kebaikan)."
Kemudian usaplah tengkukmu (tidak diusap tidak apa-apa) dan ucapkanlah,
اللهم فك رقبتي من النار، وأعوذ بك من السلاسل والأغلال.
" Yaa Allah lepaskanlah leherku dari api neraka, dan aku berlindung kepada-Mu dari rantai-rantai dan belenggu-belenggu."
Kemudian basuhlah kakimu yang kanan kemudian yang kiri beserta kedua mata kakinya, dan sela-selailah jari-jari kaki yang kanan dengan jari kelingking tangan kiri dimulai dari jari kelingkingnya kaki kanan sampai jari kelingkingnya kaki kiri, dan engkau masukkan jari kelingking tangan kirimu dari sebelah bawahnya jari2 kaki td.
Dan ucapkanlah :
اللهم ثبت قدمي على الصراط المستقيم مع أقدام عبادك الصالحين
"Yaa Allah tetapkanlah kedua telapak kakiku di atas shiratal mustaqim (jembatan yang lurus) bersama telapak-telapak kakinya hamba-hambaMu yang shalih-shalih."
Begitu juga engkau ucapkan ketika membasuh kaki yang kiri,
اللهم إني أعوذ بك آن تزول قدمي على الصراط في النار يوم تزل أقدام المنافقين والمشركين
"Yaa Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari terpelesetnya kedua telapak kakiku dari shirat di neraka di hari terpelesetnya telapak-telapak kakinya orang-orang munafiq dan orang-orang musyrik."
Dan jagalah (tetaplah) mengulangi 3 kali di seluruh pekerjaanmu (basuhan).
Dan setelah selesai bacalah doa:
اشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمد عبده ورسوله، سبحانك اللهم وبحمدك، أشهد أن لا إله إلا أنت، أنت التواب الرحيم، اللهم اجعلني من التوابين؛ واجعلني من المتطهرين، واجعلني من عبادك الصالحين واجعلني صبورا، شكورا، واجعلني أذكرك ذكرا كثيرا، وأسبحك بكرة وأصيلا.
Demikian Rangkuman pengajaian online hari rabu minggu ini.
Terima kasih kepada Majlis Asatidz, terutma kepada Ustdz Fathuri.
Selanjutnya majlis ini kami tutup..
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaha illa Anta astagfiruka wa atubu ilaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar