Home

TAFSIR JALALAIN 1 Jumadil Akhir 1437 H/ 20 Maret 2016

Rangkuman pengajian Ahad pagi Majlis Taklim Tafsir Jalalain Tempat : musholla Al-Muhajirin, Puri Harmoni 1 Tgl          : 11 jumadil ak...

Kamis, 03 Agustus 2017

RANGKUMAN TAFSIR JALALAIN





Tafsir Jalalain
QS Asy-syuara ayat 160 -175
Ayat ayat ini menerangkan tentang kisah umat nabi Luth yang memiliki perilaku menyimpang terhadap lawan jenis. Mereka lebih menyukai sesama jenis dalam berhubungan seksual.
Nabi Luth sudah memperingatkan, tetapi mereka menolak bahkan mengancam nabi Luth untuk mengusir dari kampung halamannya jika tidak berhenti berdakwah kepada kaumnya. Sampai akhirnya nabi Luth berdoa kepada Allah SWT untuk menurunkan adzab kepada kaumnya.
Beliau memohon kepada Allah yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sadum diberi ganjaran berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.
Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab :
 “Datangkanlah siksaan Allah itu, hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar”
  Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam Al qur an :
 Nabi Luth AS berdoa :
 “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas kaum yang berbuat kerusakan itu” (QS. 29 : 30) 





Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh Allah SWT. Allah mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth as yang durhaka dan meningkari Allah. Ketika datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan dibinasakannya negeri Nabi Luth as dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as.
Firman Allah dalam Al Qur’an : Berrkatalah Ibrahim :
“Sesungguhnya di kota itu ada Luth”
Para malaikat berkata :
“Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 : 32).

Tiga  Malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar penurunan azab atas kaum sadum ditunda, kalau kalau mereka sadar mendengarkan dan mengikuti ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak saudaranya, Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan diturunkan kepada kaum Sadum permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijiamin bahwa Nabi Luth as dan keluarganya tidak akan terkenal azab, kecuali istrinya.

Selengkapnya mari kita baca QS Asy-syuara mulai ayat 160 sampai dengan ayat 175 berikut tafsirnya dalam kitab tafsir Jalalain:

كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ       

«كذبت قوم لوط المرسلين»
(Kaum Luth telah mendustakan Rasul-rasul)

إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ

«إذ قال لهم أخوهم لوط ألا تتقون»
(Ketika saudara mereka, Luth, berkata kepada mereka, "Mengapa kalian tidak bertakwa?).

إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
(Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan yang diutus kepada kalian)

فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ

«فاتقوا الله وأطيعون»
(Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku).
ا

وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

«وما أسألكم عليه من أجر إن» ما «أجري إلا على رب العالمين»
(Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepada kalian atas ajakan itu, tidak lain)(upahku hanyalah dari Rabb semesta alam).

أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ

«أتأتون الذكران من العالمين» أي من الناس
165. (Mengapa kalian mendatangi jenis laki-laki di antara manusia?) melakukan homosex

وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُم بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ

«وتذرون ما خلق لكم ربكم من أزواجكم» أقبالهن «بل أنتم قوم عادون» متجاوزون الحلال إلى الحرام
166. (Dan kalian tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Rabb kalian untuk kalian) yakni farji-farji mereka (bahkan kalian adalah orang-orang yang melampaui batas").

قَالُوا لَئِن لَّمْ تَنتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ

«قالوا لئن لم تنته يا لوط» عن إنكارك علينا «لتكونن من المخرجين» من بلدتنا
167. (Mereka menjawab, "Hai Luth! Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti) dari mengingkari perbuatan kami ini (benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir") dari negeri kami ini

قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُم مِّنَ الْقَالِينَ

«قال» لوط «إني لعملكم من القالين» المبغضين
168. (Berkata) Nabi Luth, ("Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatan kalian) sangat membencinya.

رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ

«رب نجني وأهلي مما يعملون» أي من عذابه
169. (Ya Rabbku! Selamatkanlah aku beserta keluargaku dari akibat perbuatan yang mereka kerjakan") yakni dari azab yang akan menimpa mereka disebabkan perbuatan itu.

فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ

«فنجيناه وأهله أجمعين»
170. (Lalu Kami selamatkan ia beserta keluarganya semua).

إِلَّا عَجُوزاً فِي الْغَابِرِينَ

«إلا عجوزا» امرأته «في الغابرين» الباقين أهلكناها
171. (Kecuali seorang perempuan tua) yakni istri Nabi Luth sendiri (yang termasuk dalam golongan yang tinggal) orang-orang yang dibinasakan.

ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ

«ثم دمرنا الآخرين» أهلكناهم
172. (Kemudian Kami binasakan yang lain) yaitu mereka yang tinggal semuanya.

وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَراً فَسَاء مَطَرُ الْمُنذَرِينَ

«وأمطرنا عليهم مطرا» حجارة من جملة الإهلاك «فساء مطر المنذرين» مطرهم
173. (Dan Kami hujani mereka dengan hujan) batu sebagai alat untuk membinasakan mereka (maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu) sejelek-jelek hujan adalah hujan yang menimpa mereka itu

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ

«إن في ذلك لآية وما كان أكثرهم مؤمنين»
174. (Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata, kebanyakan manusia tidak beriman).

وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ

«وإن ربك لهو العزيز الرحيم»
175. (Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang).

MUKHTARUL AHADITS

اكرم الناس اتقاكم
(رواه البخاري ومسلم)
Artinya : Seutama utama manusia adalah orang yang paling bertaqwa (HR. Bukhori dan Muslim)

الحزم ان تشاور ذا رءي ثم تتيعه
(رواه ابو داود)
Artinya : Sesuatu yang lebih menguatkan (atas suatu permasalahan)  itu adalah berdiskusi/share (mengenai hal itu) dengan seseorang yang memiliki kemampuan kemudian mengikutinya (HR. Abu Dawud)


POINT POINT PENTING :
Ustadz. Aziz :Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadits :
“Sesungguhnya di sekeliling ‘Arsy terdapat beberapa mimbar yang terbuat dari cahaya. Di atas mimbar itu terdapat sebuah kaum yang pakaian mereka terbuat dari cahaya dan wajah mereka bersinar. Mereka itu bukan para nabi dan juga bukan para syuhada’, para nabi dan para syuhada’ menginginkan kedudukan seperti mereka.” Lalu Abu Hurairah berkata, “Wahai Rasulullah, sebutkan sifat mereka kepada kami.” Lalu Rasulullah bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling cinta karena Allah, selalu duduk bersama (membahas perihal agama) karena Allah, dan saling berkunjung karena Allah.” (An-Nasa’i).

Berkaitan dengan mushofahah (bersalam salaman) Rasulullah sollallohu alaihi wasallam bersabda :

 عَنِ اْلبَرَّاءِ عَنْ عَازِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
 مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أنْ يَتَفَرَّقَا

 Artinya :
 Diriwayatkan dari al-Barra’ dari Azib r.a. Rasulallah s.a.w. bersabda, “Tidaklah ada dua orang muslim yang saling bertemu kemudian saling bersalaman kecuali dosa-dosa keduanya diampuni oleh Allah sebelum berpisah.” (H.R. Abu Dawud)

Berkaitan dengan hubungan suami istri, ada adab adab yang semestinya dilakukan. Sebagaimana disampaikan oleh Imama Gazali diantaranya :
Beruwudlu
Sholat sunat 2 rakaat.
membaca surat Al-Ikhlas 40x
membaca bismillah
mengucapkan salam kepada istri "Assalamualaika yaa baabal jannah"
mencium kening istri.
Berdo’a kepada Allâh (semoga Allâh melimpahkan nikmat-Nya), seperti do’a diajarkan
عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ قَالَ لَوْ أَنَّكُمْ إِذَا آتَى أَهْلَهُ قَال
َ : بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَقُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌلَمْ يَضُرُهُ.

“Dari Ibnu Abbas r.a. ia menyampaikan apa yang diterima dari Nabi SAW. Beliau bersabda, “Andaikata seseorang diantara kamu semua mendatangi (menggauli) isterinya, ucapkanlah, “Bismi Allâhi, Allâhumma Jannibnâ Syaithânâ wajannibi al-syaithânâ mâ razaqtanâ.” (dengan nama Allâh. Ya Allâh, hindarilah kami dari syetan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari syetan.” Maka apabila ditakdirkan bahwa mereka berdua akan mempunyai anak, syetan tidak akan pernah bisa membahayakannya.”
(HR. Bukhâriy dalam Kitab Shahihnya pada Kitab Wudhuk Hadits ke-141).



Imam Abu Hajar Al haetami ketika menerangkan hadits
 للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

 “Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” (muttafaq alaih)

Beliau menerangkan bahwa salah satu kebahagian surga dunia adalah ketika melihat anak keturunan kita sukses soleh/solehah.

Demikian Semoga bermanfaat.
Wallahu A'lam Bish Showaab.

Tidak ada komentar: