Rangkuman pengajin Ahad pagi
Majelis Ta'lim Tafsir Jalalain
Ahad, 8 Sya'ban 1437 H/15Mei 2016
Tempat : Musholla Ash-Shobirin, Metland Cileungsi ,Bogor.
Majelis Ta'lim Tafsir Jalalain
Ahad, 8 Sya'ban 1437 H/15Mei 2016
Tempat : Musholla Ash-Shobirin, Metland Cileungsi ,Bogor.
KH.Slamet Azis Zein
TAFSIR JALALAIN
QS. Al-Furqon ayat 16
لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاؤُونَ خَالِدِينَ كَانَ عَلَى رَبِّكَ وَعْداً مَسْؤُولاً
«لهم فيها ما يشاؤون خالدين» حال لازمة «كان» وعدهم ما ذكر «على ربك وعدا مسؤولا» يسأله من وعد به ربنا وآتنا ما وعدتنا على رسلك أو تسأله لهم الملائكة ربنا وأدخلهم جنات عدن التي وعدتهم
Artinya :
(Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedangkan mereka kekal) lafal Khaalidiina menjadi Hal yang bersifat Lazimah atau harus (adalah) janji mereka seperti yang telah disebutkan tadi (janji dari Rabbmu yang patut dimohonkan kepada-Nya) artinya orang yang telah dijanjikan kepadanya hal itu patut untuk memohon kepada-Nya, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb kami! Berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau." (Q.S. Ali Imran, 194) atau hal itu dimintakan oleh para Malaikat buat mereka, sebagaimana yang diungkapkan oleh firman-Nya yang lain, yaitu, "Ya Rabb kami! Masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan-kepada mereka." (Q.S. Al Mukmin, 8).
QS. Al-Furqon ayat 17
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَقُولُ أَأَنتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَؤُلَاء أَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ
«ويوم يحشرهم» بالنون والتحتانية «وما يعبدون من دون الله» أي غيره من الملائكة وعيسى وعزيز والجن «فيقول» تعالى بالتحتانية والنون للمعبودين إثباتا للحجة على العابدين «أأنتم» بتحقيق الهمزتين وإبدال الثانية ألفا وتسهيلها وإدخال ألف بين المسهلة والأخرى وتركه «أضللتم عبادي هؤلاء» أوقعتموهم في الضلال بأمركم إياهم بعبادتكم «أم هم ضلوا السبيل» طريق الحق بأنفسهم
Artinya:
(Dan pada suatu hari ketika Allah menghimpunkan mereka) lafal Yahsyuruhum dapat pula dibaca Nahsyuruhum, sehingga artinya menjadi, Kami menghimpun mereka (beserta apa yang mereka sembah selain Allah) yakni seperti malaikat; Nabi Isa, dan Nabi Uzair, serta jin (lalu Allah berkata:) kepada mereka yang disembah untuk memantapkan hujah-Nya terhadap orang-orang yang menyembah mereka. Lafal Fayaquulu dapat pula dibaca Fanaquulu, artinya, Kami berkata, ("Apakah kalian) lafal A-antum dapat dibaca secara Tahqiq yaitu dengan menyatakan kedua Hamzahnya, dan dapat pula dibaca Tas-hil yaitu dengan menggantikan Hamzah yang kedua menjadi Alif sehingga bacaan Hamzahnya menjadi panjang, dapat pula dibaca pendek yakni tanpa memakai Alif (yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu) artinya apakah kalian telah menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan dengan perintah kalian kepada mereka, supaya mereka menyembah kalian? (atau mereka sendirilah yang sesat dari jalan yang benar?") yakni atas kehendak mereka sendiri.
QS. Al-Furqon ayat 18
قَالُوا سُبْحَانَكَ مَا كَانَ يَنبَغِي لَنَا أَن نَّتَّخِذَ مِن دُونِكَ مِنْ أَوْلِيَاء وَلَكِن مَّتَّعْتَهُمْ وَآبَاءهُمْ حَتَّى نَسُوا الذِّكْرَ وَكَانُوا قَوْماً بُوراً
«قالوا سبحانك» تنزيها لك عما لا يليق بك «ما كان ينبغي» يستقيم «لنا أن نتخذ من دونك» أي غيرك «من أولياء» مفعول أول ومن زائدة لتأكيد النفي وما قبله الثاني فكيف نأمر بعبادتنا «ولكن متعتهم وآباءهم» من قبلهم بإطالة العمر وسعة الرزق «حتى نسوا الذكر» تركوا الموعظة والإيمان بالقرآن «وكانوا قوما بورا» هلكى
Artinya:
(Mereka yang disembah itu menjawab, "Maha Suci Engkau,) dari apa yang tidak layak bagi Engkau (tidaklah patut) tidaklah dibenarkan (bagi kami mengambil selain Engkau) (untuk jadi pelindung) lafal Min Auliyaa berkedudukan menjadi Maf'ul pertama, sedangkan huruf Min adalah Zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna Nafi. Lafal sebelumnya berkedudukan menjadi Maf'ul kedua. Maksudnya, mana mungkin kami memerintahkan mereka untuk menyembah kami (akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan hidup) sebelumnya yaitu di dunia, dengan umur yang panjang dan rezeki yang luas. (Sampai mereka lupa akan peringatan) yakni nasihat dan iman kepada Alquran (dan mereka adalah kaum yang binasa.")
Point point penting :
 Berbeda dengan kenikmatan yang sebenarnya di surga, kenikmatan dunia hanya sementara saja. Rasa yang tidak pernah puas terhadap kenikmatan dunia justru akan mengakibatkan berkurangnya kebahagiaan. Setelah tercapai suatu nikmat dunia, maka segera akan terbersit dalam fikiran kita untuk mendapatkan nikmat dunia yang lebih bagus lagi.
Perlu untuk diamalkan sifat qonaah,
Naiknya derajat seorang waliyullah bukan karena banyaknya ibadah sholat, atau ibadah shaum, tetapi dengan mengosongkan jiwa "بسخاوة النفوس" (dari segala keburukan)
Jika melihat patung, bacalah : subhanakallahu 'an maa yusyrikun.
MUKHTARUL AHADITS
اطب الكلام، وافش السلام، وصلى الارحام، وصلى باليل والناس نيام ثم ادخل الجنة بثلام. (رواه ابن حبان عن ابى خريره)ه
Artinya :
"Lembutkanlah suaramu, sampaikanlah salam, sambungkanlah tali silaturahim, sholatlah dimalam hari ketika manusia tidur dan masuklah ke surga dengan selamat". (diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dari Aabu Hurairoh)
MAU'IDHOTUL HASANAH
KISAH PENCIPTAAN AKAL DAN NAFSU DAN KEWAJIBAN SHAUM.
Dikisahkan di dalam kitab dzurrrotunnasihin halaman 13 :
ولزا روي فى مشروعية الصوم ان الله تعالى خلق العقل، فقال اقبل فاقبل، ثم قال ادبر فادبر، ثم قال من انت ومن نا؟ قال العقل انت ربى وانا عبدك الضعيف، فقال الله تعالى يا عقل ما خلقت خلقا اعز منك، تم خلق الله تعالى النفس فقال لها اقبل فلم تجب ثم قال لها من انت ومن انا، فقالت انا انا وانت انت، فعذبهابنار جهنم ماءة سنةتم اخرجها فقال من انت ومن انا، فاجابته كلاول ثم جعلها فى نار الجوع ماءت سنة فسالها فاقرت بانها العبد وانه الرب، فاوجب الله تعالى عليها الصوم بسبب ذلك.ر
Alkisah sebelum Allah SWT menciptakan akal dan nafsu yang hendak diletakkan dalam diri Nabi Adam As. terlebih dahulu Allah menguji keduanya agar kelak di kemudian hari Adam As. dan anak cucunya tahu fungsi dari keduanya, cara menggunakan dan menaklukkan keduanya.
Saat Allah menciptakan AKAL, Allah bertanya kepada AKAL, “AKAL,Siapakah kamu, siapakah Aku ?”
“Saya hamba, Engkau Tuhan,” jawab AKAL.
Kemudian Allah memerintahkankan AKAL agar maju ke depan dan mundur ke belakang. AKAL mematuhi perintah Allah. Hal ini menunjukkan bahwa AKAL begitu taat kepada Allah.
“Wahai AKAL, sesungguhnya Aku tidak menciptakan makhluk yang lebih mulia ketimbang dirimu,” puji Allah terhadap AKAL.
Setelah itu Allah menciptakan NAFSU. Ketika Allah bertanya kepada NAFSU, “Hai NAFSU, siapa engkau, siapa Aku?”
NAFSU menjawab dengan sikap membantah, “Engkau Engkau, aku aku.”
Karena itulah Allah murka kepadanya dan memberikan didikan kepada NAFSU agar insaf. Allah memasukkan NAFSU ke dalam neraka selama 100 tahun. Ia dipukul dan dibakar hingga hangus menjadi arang. Kemudian setelah NAFSU dikeluarkan dari neraka, Allah bertanya lagi kepadanya, “Hai NAFSU, siapa engkau, siapa Aku ?”
NAFSU menjawab dengan sikap membantah, “Engkau adalah Engkau, aku adalah aku.”
NAFSU belum sadar akan penciptaannya, Allah perintahkan agar NAFSU dipenjarakan selama 100 tahun dengan tidak diberi makan atau pun minum. Nafsu saat itu mengalami lemah yang sangat karena lapar dan dahaga. Setelah genap 100 tahun, Allah mengeluarkan nafsu dari ruang tahanan “lapar dan dahaga”.
Allah bertanya lagi kepadanya, “Siapa engkau, siapa Aku?”
Setelah semua itu, barulah NAFSU mengenal Tuhannya, ia menjawab, “Engkau Tuhan, aku hamba.”
Maka Allah SWT. mewajibkan ibadah shaum
Ternyata untuk mengalahkan NFSU yang ada dalam diri manusia tidak perlu dibakar, dipukul melainkan dengan dikarantina dalam penjara “lapar dan dahaga” atau yang kemudian dikenal puasa.
Kisah yang tertulis dalam kitab Durratun Nashihin, h. 13, ini memberi i’tibar kepada kita bahwa AKAL, selama digunakan dengan benar, maka ia dapat menemukan Allah, Tuhannya, sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim As. Sedangkan NAFSU harus dilatih, dijinakkan dengan upaya terus menerus yaitu melalui puasa, sehingga ia tunduk pada manusia sesuai dengan hati dan pikirannya dan kembali mengenal Tuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar